PENGERTIAN KEKUASAAN DAN SUMBER KEKUASAAN
Kekuasaan adalah kemampuan untuk menggunakan pengaruh pada orang lain;
artinya kemampuan untuk mengubah sikap atau tingkah laku individu atau
kelompok. Kekuasaan juga berarti kemampuan untuk mempengaruhi individu,
kelompok, keputusan, atau kejadian. Kekuasaan tidak sama dengan
wewenang, wewenang tanpa kekuasaan atau kekuasaan tanpa wewenang akan
menyebabkan konflik dalam organisasi.
1. Konsep Kekuasaan
Kekuasaan dalam arti sempit menurut Robert A. Dahl adalah jika orang A
yang memiliki kekuasaan ata orang B sehingga orang A dapat meminta orang
B untuk melakukan sesuatu yang jika tanpa kekuasaan orang A tersebut
tidak dapat melakukan sesuatu. Konsep kekuasaan hubungannya erat sekali
dengan konsep kepemimpinan, dalam hal ini Hersey, Blandchard dan
Natemeyer merasakan bahwa para pemimpin seharusnya tidak hanya menilai
perilakuknya sendiri agar mereka mengerti bagaimana mereka mempengaruhi
orang lain, akan tetapi mereka harus meniti posisi dan cara menggunakan
kekuasaan.
Max Weber, kekuasaan sebagai suatu kemungkinan yang membuat seorang
aktor di dalam suatu hubungan sosial berada dalam suatu jabatan untuk
melaksanakan keinginannya sendiri dan yang menghilangkan halangan.
Walterd Nord merumuskan kekuasaan itu sebagai suatu kemampuan untuk
mempengaruhi aliran energy dan dana yang tersedia untuk mencapai suatu
tujuan yang berbeda secara jelas dari tujuan lainnya.
Ada 5 konsep kekuasaan menurut John Brench dan Bertram raven, yaitu:
a. kuasa paksaan (coercive power), yang mampu menghukukm seseorang yang tidak melakukan perintah.
b. reward power, yang diberi order untuk melakukan sesuatu dapat tunduk jika diberi imbalan
c. legitimative power, seorang penguasa akan menuntut bawahannya agar taat padanya
d. expert power, seseorang penguasa memang memiliki keahlian dalam bidang
e. referent power, sang penguasa memiliki karisma sehingga para
pengikutnya ingin menjadi seperti dia dan mau meakukan apa saja untuknya
2. Kosep Pengaruh
Keberadaan pengaruh dalam suatu kepemimpinan memiliki andil yang besar,
yaitu dalam hal menyampaikan gagasan, mendapatkan penerimaan dari
kebijakan atau rencana dan untuk memotivasi orang lain agar mendukung
dan melaksanakan berbagai keputusan yang sudah di tetapkan. Jika
kekuasaan merupakan kapasitas untuk menjalankan pengaruh, maka cara
kekuasaan itu dilaksanakan berkaitan dengan perilaku mempengaruhi. Oleh
karena itu, cara kekuasaan itu dijalankan dalam berbagai bentuk perilaku
mempengaruhi dan proses-proses mempengaruhi yang timbal-balik antara
pemimpin dan pengikut, juga akan menentukan efektivitas kepemimpinan.
B. Bentuk dan Hasil Pengaruh
1. Bentuk Pengaruh
Jenis-jenis spesifik perilaku yang digunakan untuk mempengaruhi dapat
dijadikan jembatan bagi pendekatan kekuasaan dan pendekatan perilaku
mengenai kepemimpinan. Sejumlah studi telah mengidentifikasi kategori
perilaku mempengaruhi yang proaktif yang disebut sebagai taktik
mempengaruhi, antara lain :
a. Pesuasi rasional
Pemimpin menggunakan argumentasi logis dan bukti faktual untuk
mempersuasi pengikut bahwa suatu usulan adalah masuk akal dan
kemungkinan dapat mencapai sasaran.
b. Permintaan Inspirasional
Pemimpin membuat usulan yang membangkitkan entusiasme pada pengikut
dengan menunjuk pada nilai-nilai, ide dan aspirasi pengikut atau dengan
meningkatkan rasa percaya diri dari pengikut.
c. Konsultasi
Pemimpin mengajak partisipasi pengikut dalam merencanakan sasaran,
aktivitas atau perubahan yang untuk itu diperlukan dukungan dan bantuan
pengikut atau pemimpin bersedia memodifikasi usulan untuk menanggapi
perhatian dan saran dari pengikut.
d. Menjilat
Pemimpin menggunakan pujian, rayuan, perilaku ramah-tamah, atau perilaku
yang membantu agar pengikut berada dalam keadaan yang menyenangkan atau
mempunyai pikiran yang menguntungkan pemimpin tersebut sebelum
meminta sesuatu
e. Permintaan abadi
Pemimpin menggunakan perasaan pengikut mengenai kesetiaan dan persahabatan terhadap dirinya ketika meminta sesuatu
f. Pertukaran
Pemimpin menawarkan suatu pertukaran budi baik, memberi indikasi
kesediaan untuk membalasnya pada suatu saat nanti, atau menjanjikan
bagian dari manfaat bila pengikut membantu pencapaian tugas.
g. Taktik Koalisi
Pemimpin mencari bantuan dari orang lain untuk mempersuasi pengikut agar
melakukan sesuatu atau menggunakan dukungan orang lain sebagai suatu
alasan bagi pengikut untuk juga menyetujuinya.
h. Taktik Pengesahan
Pemimpin mencoba untuk menetapkan validitas permintaan dengan menyatakan
kewenangan atau hak untuk membuatnya atau dengan membuktikan bahwa hal
itu adalah konsisten dengan kebijakan, peraturan, praktik atau tradisi
organisasi.
i. Mnenekan
Pemimpin menggunakan permintaan, ancaman, seringnya pemeriksaan, atau
peringatan-peringatan terus menerus untuk mempengaruhi pengikut
melakukan apa yang diinginkan.
Pilihan mengenai perilaku mempengaruhi tergantung pada position power
dan personal power yang dimiliki pemimpin terhadap orang yang
dipimpinnya pada situasi tertentu. Perilaku mempengaruhi seorang
pemimpin secara langsung mempengaruhi sikap dan perilaku orang yang
dipimpin baik berupa komitmen, kepatuhan maupun perlawanan.
Ada 3 proses mempengaruhi, yaitu:
Kepatuhan instrumental, Seorang target melaksanakan tindakan yang
diminta untuk tujuan mendapatkan imbalan yang pasti atau menghindari
hukuman. Level dukungan yang diberikan mungkin sangat kecil yang
diperlukan untuk mendapatkan penghargaan atau untuk menghindari hukuman.
Internalisasi. Seorang target memiliki komitmen untuk mendukung dan
menerapkan proposal yang diajukan oleh pemimpin terlihat seperti
diharapkan secara intrinsik dan sesuai dalam hubungannya dengan nilai,
keyakinan dan citra pribadi dari target.
Identifikasi Personal. Seorang target meniru perilaku pemimpin atau mengambil sikap yang sama agar disukai oleh pemimpin
2. Hasil dari Pengaruh
Hasil dari proses mempengaruhi, juga mempunyai efek umpan balik terhadap
perilaku pemimpin.Selain itu, dampak kekuasaan pemimpin pada dasarnya
tergantung pada apa yang dilakukan pemimpin dalam mempengaruhi orang
yang dipimpin.Dengan demikian, hasil dari usaha mempengaruhi merupakan
akumulasi dari keterampilan mempengaruhi, perilaku mempengaruhi, dan
kekuasaan pemimpin.
C. Jenis Sumber Kekuasaan
Teori yang dikemukakan oleh French dan Raven (1959) ini menyatakan bahwa
kepemimpinan bersumber pada kekuasaan dalam satu kelompok atau
organisasi. Dengan perkataan lai, orang atauorang-orang yang memiliki
akses terhadap sumber kekuasaan dalam suatu kelompok atau organisasi
tertentu akan mengendalikan atau memimpin kelompok atau organisasi itu.
Adapun sumber kekuasaan itu sendiri ada tiga macam, yaitu:
1. Kekuasaan Bersumber pada Kedudukan (Position)
Kekuasaan yang bersumber pada kedudukan terbagi lagi ke dalam beberapa jenis, yaitu:
a. Kekuasaan Formal atau legal (French & Raven, 1959)
Termasuk dalam jenis ini adalah komandan tentara, kepala dinas, presiden
atau perdana mentri dan sebagainya yang mendapat kekuasaan karena
ditunjuk dan/atau diperkuat dengan peraturan atau perundangan yang
resmi.
b. Kendali atas Sumber dan Ganjaran (French & raven, 1959)
Majikan yang menggaji karyawan, majikan yang mengupah buruh, kepala suku
atau kepala kantor yang dapat member ganjaran kepada bawahannya, dan
sebagainya, memimpin berdasarkan sumber kekuasaan seperti ini.
c. Kendali atas Hukum (French & Raven, 1959)
ganjaran biasanya terkait dengan hukuman sehingga kendali atas ganjaran
biasa juga kendali atas hukuman. Walaupun demikian, ada kepemimpinan
yang yang sumbernya hanya kendali atas hukuman saja, ini merupakan
kepemimpinan yang didasarkan pada rasa takut. Contoh para preman yang
memungut pajak kepada pedagang, pedagang akan tunduk kepada preman
karena takut akan mendapat perlakuan kasar.
d. Kendali atas Informasi (French & Raven, 1959)
informasi adalah ganjaran positif bagi orang yang memerlukannya,
sehingga siapa pun yang menguasai informasi dapat menjadipemimpin. Misal
adalah orang yang paling tahu arah jalan maka otomatis dia akan menjadi
pimpinan rombingan.
e. Kendali Ekologi (lingkungan)
sumber kekuasaan ini dinamakan juga perekayasa situasi (situational
sengineering). Contoh adalah kendali atas penempatan jabatan (Oldham,
1975). Seorang atasan, manager, atau kepala bagian personality mempunyai
kekuasaan atas bawahannya, karena ia boleh menentukan posisi
anggotanya.
2. Kekuasaan yang bersumber pad pribadi (personal)
Berbeda dari kepemimpinan kekuasaan, kekuasaan yang bersumber pada
kepribadian berawal dari sifat-sifat pribadi, yaitu sebagai berikut:
a. Keahlian atau Ketrampilan (French & Raven, 1959)
Dalam agama Islam, orang yang menjadi imam adalah orang yang paling
fasih membaca ayat Al-Qur’an. Demikian pula dalam pesawat atau kapal,
orang yang paling ahli dalam mengemudilah yang akan menjadi pemimpin.
b. Persahabatan atau Kesetiaan (French & Raven, 1959
Sifat dapat bergaul, setia kawan atau setia kepada kelompok dapat
merupakan sumber kekuasaan, sehingga seseorang dianggap sebagai
pemimpin.
c. Karisma (House, 1977)
Ciri kepribadian yang menyebabkan timulnya kewibawaan pribadi dari
pemimpin juga merupakan salah satu sumber kekuasaan dalam proses
kepemimpinan. Mengenai hal ini dibicarakan tersendiri dalam teori bakat
3. Kekuasaan yang bersumber pad apolitik (political power)
Kekuasaan yang bersumber pada politik terdiri atas beberapa jenis (Pfeffer, 1981)
a. Kendali atas Proses Pembuatan Keputusan (Pfeffer & Salanick, 1974
dalam organisasi, ketua menetukan apakah suatu keputusan akan dibuat dan dilaksanakan atau tidak. Dan sebagainya.
b. Koalisi (Stevenson, Perace & Porter, 1985)
kepemimpinan atas dasar sumber kekuasaan politik ditentukan juga atas
hak atau kewenangan untuk membuat kerja sama denga kelompok lain.
c. Partisipasi (Pfeffer, 1981)
pemimpin mengatur partisipasi anggotanya, siapa yang boleh
berpartisipasi, dalam bentuk apa tiap anggota berpartisipasi, dan
sebagainya.
d. Institusionalisasi
Pemimpin agama menikahkan pasangan suami istri, menentukan terbentuknya
keluarga baru. Notaris atau hakim menetukan berdirinya suatu yayasan
atau perusahaan baru. Dan sebagainya.
Secara umum ada dua bentuk kekuasaan:
1. Pertama kekuasaan pribadi, kekuasaan yang didapat dari para pengikut
dan didasarkan pada seberapa besar pengikut mengagumi, respek dan
terikat pada pemimpin.
2. Kedua kekuasaan posisi, kekuasaan yang didapat dari wewenang formal
organisasi. Kekuasaan berkaitan erat dengan pengaruh (influence) yaitu
tindakan atau contoh tingkah laku yang menyebabkan perubahan sikap atau
tingkah laku orang lain atau kelompok.
Kekuasaan tidak begitu saja diperoleh individu, ada 5 sumber kekuasaan menurut John Brench dan Bertram Raven, yaitu :
1. Kekuasaan menghargai (reward power)
Kekuasaan yang didasarkan pada kemampuan seseorang pemberi pengaruh
untuk memberi penghargaan pada orang lain yang dipengaruhi untuk
melaksanakan perintah. (bonus sampai senioritas atau persahabatan)
2. Kekuasaan memaksa (coercive power)
Kekuasaan berdasarkan pada kemampuan orang untuk menghukum orang yang
dipengaruhi kalau tidak memenuhi perintah atau persyaratan. (teguran
sampai hukuman).
3. Kekuasaan sah (legitimate power)
Kekuasaan formal yang diperoleh berdasarkan hukum atau aturan yang
timbul dari pengakuan seseorang yang dipengaruhi bahwa pemberi pengaruh
berhak menggunakan pengaruh sampai pada batas tertentu.
4. Kekuasaan keahlian (expert power)
Kekuasaan yang didasarkan pada persepsi atau keyakinan bahwa pemberi
pengaruh mempunyai keahlian relevan atau pengetahuan khusus yang tidak
dimiliki oleh orang yang dipengaruhi. (professional atau tenaga ahli).
5. Kekuasaan rujukan (referent power)
Kekuasaan yang dimiliki oleh seseorang atau kelompok yang didasarkan
pada indentifikasi pemberi pengaruh yang menjadi contoh atau panutan
bagi yang dipengaruhi. (karisma, keberanian, simpatik dan lain-lain).
Bagaimana Menangani Kekuasaan
Pandangan kekuasaan dengan wajah negatif mengartikan kekuasaan sebagai
mempunyai kekuasaan atas diri orang lain yang kurang beruntung dan
menganggap orang sebagai tidak lebih dari pion untuk digunakan atau
dikorbankan kalau ada kebutuhan untuk itu. Pandangan ini akan
menyebabkan kegagalan bagi pengguna kekuasaan, karena orang yang
dijadikan pion cenderung akan menentang wewenang atau menerima dengan
sangat pasif. Apapun yang terjadi nilainya bagi manajer amat terbatas.
Wajah positif kekuasaan yang paling baik dicirikan dengan perhatian
untuk struktur kelompok. Manajer akan mendorong anggota kelompok untuk
mengambangkan kekuatan dan kompetensi yang diperlukan untuk menjadi
sukses sebagai individu dan sebagai anggota dari organisasi.
Karakteristik kunci menangani kekuasaan dengan sukses (John P Kotter) :
1. Peka terhadap sumber kekuasaan mereka, menjaga tindakan tetapi tetap kosisten dengan harapan orang.
2. Mengakui perbedaan biaya, resiko dan manfaat dari lima kekuasaan
dasar, menggunakan dasar kekuasaan manapun yang sesuai dengan situasi
atau orang tertentu.
3. Menghargai bahwa setiap dasar kekuasaan mempunyai keunggulan, mencoba
mengembangkan keterampilan dan kredibilitas mereka sehingga dapat menggunakan metode apa pun yang paling baik.
4. Mempunyai sasaran karier yang membuat mereka mengembangkan dan
menggunakan kekuasaan, membuat orang merasa tergantung padanya, dan
menggunakan salah satu tipe kekuasaan yang paling mungkin untuk dipakai.
5. Bertindak secara dewasa dan mengembangkan kendali diri, menghindari
menonjolkankekuasaan secara angkuh dan mencoba untuk bertindak tidak
kasar bila tidak diperlukan.
6. Memahami bahwa kekuasaan perlu untuk melaksanakan pekerjaan, merasa
senang menggunakan kekuasaan untuk mendorong keberhasilan pelaksanaan
tugas organisasi.
Kekuasaan menjadi mudah terlembaga, tetapi bagi mereka yang dipercaya
orang lain, memiliki kekuasaan kelihatannya lebih mudah untuk
mempengaruhi orang lain. Arti Kunci Kekuasaan (Rosabeth Moss Kanter) :
1. Aktivitas luar biasa, membuat perubahan, menempati suatu posisi atau
berhasil mengambil resiko yang besar akan mendorong kepemilikan
kekuasaan.
2. Visibilitas, menjadi dikenal atau memperoleh kesempatan diperkenalkan
dengan pemegang kekuasaan akan mendorong kesuksesan menggunakan
kekuasaan yang dimiliki.
3. Relevansi, memiliki kekuasaan yang berhasil berarti mampu meyelesaikan masalah organisasi yang otentik atau akurat.
4. Sponsor, mempunyai sponsor atau mentor- seseorang memberi nasehat
kepada anda mengenai cara agar behasil dalam organisasi- dapat menjadi
sumber kekuasan informal, terutama bila sponsor menikmati kekuasaan yang
cukup besar
Kekuasaan adalah fakta penting dari kehidupan organisasi. Manajer tidak
hanya harusmenerima dan memahaminya sebagai bagian dari pekerjaan ,
tetapi harus juga belajar cara menggunakannya tanpa menyalahgunakannya
untuk mencapai sasaran sendiri dan organisasi.
WEWENANG
Mengapa manajer dapat memerintah karyawan. Pada situasi yang normal,
manajer dapat membuat karyawan mengerjakan apa yang ia perintahkan.
Mengapa manajer dapat mendapatkan hak untuk memerintah.
Ada dua pandangan yang menjelaskan wewenang formal (resmi):
1. Pandangan klasik (classical view)
Wewenang datang dari tingkat paling atas, kemudian secara bertahap diturunkan ke tingkat yang lebih bawah
2. Pandangan penerimaan (acceptance view)
Sudut pandang wewenang adalah penerima perintah, bukannya pemberi perintah.
Pandangan ini dimulai dengan pengamatan bahwa tidak semua perintah
dipatuhi oleh penerima perintah. Penerima perintah akan menentukan
apakah akan menerima perintah atau tidak.
sumber:
viyan.staff.gundarma.ac.id
julia.staff.gundarma.ac.id
http://www.ut.ac.id/html/suplemen/adpu4334/w2_5_1.html
Jumat, 01 November 2013
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar