Jumat, 01 November 2013

ACTUATING DALAM MANAJEMEN

Diposting oleh Hana Monica di 22.44
Actuating adalah menggerakkan orang (bawahan) agar supaya mau bekerja dengan sendirinya atau dengan  penuh kesadaran untuk secara bersama-sama mencapai tujuan yang dikehendaki. Actuating berarti pendorongan semangat kerja dan penjurusana aktivitas bawahan agar menuju kepada maksud yang dikehendaki dan rencana yang tekah ditetapkan. Jika manajer melakukan aktifitas ini, berarti ia harus membangkitkan semangat kerja bawahan, memelihara semangat tersebut, mendorong dan menjuruskan kea rah timbulnya aktivitas yang positif dengan melakukan pembibingan yang aktif, memberi perintah-perintah kerja, penugasan-penugasan, sehingga semua aktivitas bawahan benar-benar menjurus kearah maksud yang dikehendaki serta rencana yang telah ditetapkan dalam organisasi yang bersangkutan.

Dalam penggerakan ini memerlukan kepemimpinan atau leadership yaitu kemampuan untuk mempengaruhi orang lain agar supaya mau bekerja dengan tulus hati, sehingga pekerjaan berjalan dengan lancar dan tujuan dapat tercapai. Seorang manajer yang mempunyai kemampuan untuk memimpin akan dengan mudah menggerakkan bawahannya, sehingga seluruh pegawai yang ada pada pimpinannya akan merasakan kesenangan bekerja. Seorang manajer yang tidak memiliki kemampuan untuk memimpin akan mengalami kegagalan, oleh karena itulah Harold Koontz dan Cyril O’Donnell menyatakan “leadership is managerial key”.

Dalam rangka actuating, karyawan harus mendapat penjelasan sebaik-baiknya tentang rencana yang akan dikerjakan, sehingga mereka mengerti betul apa yang menjadi tugasnya dan pada akhirnya akan bertangung jawab. Pegawai yang melakukan pekerjaan, tetapi tidak mengetahui untuk apa pekerjaannya itu akan bekerja dengan ragu-ragu sehingga tidak bertanggung jawab. Disamping itu actuating bukan dengan jalan paksaan tetapi dengan ajakan (persuasi) dan dorongan (motivasi). Menggerakkan bawahan harus pula kontinyu atau terus-menerus, karena proses kerja itu pun dalam manajemen adalah terus-menerus. Penggerakan karyawan yang sifatnya sewaktu-waktu atau temporer akan menimbulkan gairah dan semangat kerja yang sifatnya temporer pula. Hal ini berbahaya, sebab gairah kerja akan berpengaruh terhadap kelancaran jalannya pekerjaan. Banyak pekerjaan yang tidak selesai pada waktunya disebabkan karyawan tidak mempunyai gairah kerja. Timbulnya gairah kerja dari karyawan tergantung kepada kepemimpinan manajer. Menggerakkan karyawan harus pula ditujukan kepada hal-hal yang pragmatis atau hal-hal yang berguna bagi kepentingan usaha dan kepentingan bersama. Oleh karena itu perlu adanya penjelasan yang dapat dimengerti mengapa karyawan harus bekerja dengan kapasitas penuh (full capacity), yaitu menggunakan seluruh waktu kerja dengan sebaik-baiknya, mengingat setiap waktu jam kerja yang terbuang berarti pembuangan keuntungan yang diharapkan. Penggunaan waktu, daya kerja, dan materi harus betul-betul pragmatis ditinjau dari sudut kepentingan bersama organisasi, bukan ditinjau dari kepentingan pribadi. 

Oleh karena itulah untuk menggerakkan karyawan agar supaya bekerja efektif dan efisien harus ditanamkan pengertian yang sebaik-baiknya sehingga timbul kesadaran bahwa kelancaran jalannya usaha tergantung kepada penggunaan daya kerja mereka. Apabila kesadaran telah tertanam pada seluruh karyawan secara merata maka mereka akan mudah digerakkan dan diarahkan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Dalam menggerakkan karyawan harus pula bersifat ideal yaitu bersifat mengajak kepada yang diharapkan dan dicita-citakan, mengingat secara psikologis setiap karyawan itu ingin maju dan mendapatkan apa yang dicita-citakannya. Oleh karena itulah manajer harus mengenal psikologi sosial. Dengan menanamkan keyakinan kepada karyawan bahwa apa yang dicipa-citakannya akan tercapai, apabila mereka bekerja keras. Tidak ada keberhasilan yang dicapai dengan kemalasan. Kemalasan pada hakekatnya membawa kehancuran pada masa yang akan datang. Cita-cita akan tetap merupakan cita-cita tanpa terwujud dalam kenyataan apabila tidak ada kegiatan dan ketekunan untuk mencapainya.
Penggerakan tidak terlepas dari tools of management. Dalam menggerakkan karyawan untuk bekerja dengan sungguh-sungguh memerlukan manusia yang menggerakkannya serta sarana lainnya seperti uang, peralatan, dan lain-lain. Tools of management dalam penggerakan adalah sangat penting. Mengingat apabila semangat kerja telah timbul sedangkan sarana yang dibutuhkan untuk pelaksaan kerja itu tidak ada, maka akan menimbulkan frustasi (ketidakpuasan/kekecewaan). Oleh karena itulah sebelum manajer menggerakkan karyawan ia harus menyediakan terlebih dahulu sarana-sarana yang diperlukan agar supaya mempermudah jalannya kerja. Disamping itu perlu diingat bahwa penggerakan itu tidak akan ada apabila tools of management itu sendiri tidak ada. Dengan demikian penggerakan itu sebenarnya tergantung pada tools of management, mengingat unsur pertamanya adalah manusia juga. 
Sumber :
Mulyono. 2008. Manajemen administrasi dan pendidikan. Yogyakarta: ar-ruzz media.
Bennis, Warren, Menjadi Pemimpin Efektif (On Becoming a Leader), Alih bahasa Anna W.Bangun, Elex Media Komputindo, 1994
Covey, Stepehen R, The 7 Habits of Highly Effective People (7 Kebiasaan Manusia yang sangat efektif), edisi revisi, alih bahasa Drs, Budijanto, Binarupa Aksara, Jakarta, 1997
Jones, Gareth R. Organizational Theory : Text and Cases, Addison Wesley, 1995
Robbins, Stepehen P. Managing Today, 2nd Ed, Prentice Hall, 2000
Stoner, James A.F., et al., Management, 6th Ed., Prentice Hall Inc, Englewood Cliffs, 1995

0 komentar:

Posting Komentar

 

My Mind Is (About what I think) Copyright © 2010 Design by Ipietoon Blogger Template Graphic from Enakei | web hosting